Pertemuan IV
1.
Pengertian
pengangguran
Pengangguran (unemployment) adalah orang
yang tidak mempunyai pekerjaan atau masih sedang mencari pekerjaan.
Pengangguran juga merupakan masalah makro ekonomi yang mempengaruhi manusia
secara langsung dan menyebabkan penurunan standar kehidupan dan tekanan
psikologis atau semua orang dalam referensi waktu tertentu yang:
a. Tidak bekerja,
baik dalam arti mendapatkan upah atau bekerja mandiri;
b.
Saat ini siap untuk bekerja (available for work);
c.
Mencari pekerjaan, dalam arti memiliki kegiatan aktif
dalam mencari kerja tersebut.
2. Macam-macam
pengangguran
a. Pengangguran
di lihat dari penyebabnya:
Ø Pengangguran
Siklus
Pengangguran siklus adaah pengangguran yang disebabkan terjadinya siklus
konjungtur Negara yang mengalami resisi/depresi perekonomian yang menyebabkan penghentian
atau pemecatan tenaga kerja. Pada saat resisi daya beli masyarakat turun
sehingga permintaan barang dan jasa menurun. Apabila permintaan barang dan jasa
menurun maka pihak pengusaha akan memperkecil jumlah produknya sehingga banyak
tenaga kerja yang dikeluarkan. Permintaan terhadap tenaga kerja tidak ada.
Ø Pengangguran
Teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang disebabkan oleh penggunaan
teknologi seperti mesin, alat-alat modern dan otomatis akan menggeser tenaga
kerja manusia. Teknologi yang berkembang begitu cepat akan menggeser penggunaan
tenaga kerja manusia. Padat karya akan diganti dengan padat modal. Apabila
angkatan kerja tiadak bisa mengimbangi kemajuan teknologi maka pengangguran
akan muncul. Para pengusaha akan
akan menerima pencari kerja yang menguasai teknologi tersebut.
Ø Pengangguran
Musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang ditimbulkan oleh perubahan
musim. Contoh : pekerja bangunan banyak yang menganggur pada musim hujan.
Banyak proyek DPU yang tertunda akibat musim hujan dan akan dikerjakan lagi
pada musim kemarau. Pekerja petani/tani banyak menganggur pada musim kemarau
karena mereka menunggu panen atau tidak bisa mengolah sawah dan akan mengolah
sawah apabi;la musim hujan.
Ø Pengangguran
Struktural
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang disebabkan perubahan
jangka panjang permintaan dan penawaran, atau pengangguran yang disebabkan terjadinya
rasionalisasi dalam industri yang modern yang selalu berusaha melakukan
penghematan dalam berbagai cara, misalnya dengan menggunakan komputer.
Perubahan permintaan dan penawaran tenaga kerja akan menciptakan struktur atau
tatanan dalam dunia kerja. Dalam jangka panjang akan terjadi spesialisasi
dalam dunia kerja. Pengkhususan seperti ini akan menimbulkan struktur
kerja. Apabila para pencari kerja tidak sesuai dengan struktur kerja akan
menimbulkan pengangguran.
Ø Pengangguran
Normal
Pengangguran normal adalah pengangguran yang memang belum dapat pekerjaan
dikarenakan pendidikan dan ketrampilan tidak memedai. Pendidikan dan
ketrampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja tidak sesuai dengan apa yang
dibutuhkan oleh badan usaha akan menimbulkan jumlah pengangguran.
Ø Pengangguran
Sementara (Friksional)
Pengangguran sementara adalah pengangguran yang terjadi hanya untuk
sementara waktu misalnya sementara menunggu panggilan kerja, mogok kerja
menuntut kenaikan upah.
b. Jenis
pengangguran berdarkan sifatnya:
Ø Pengangguran
Terbuka
Pengangguran
terbuka adalah angkatan kerja yang benar – benar tidak mempunyai pekerjaan.
Ø Setengah
Menganggur
Setengah
menganggur adalah angkatan kerja yang bekerja di bawah jam kerja normal.
Ø Pengangguran
Terselubung
Pengangguran
terselubung adalah angkatan kerja yang bekerja tidak optimal sehingga terjadi
kelebihan tenaga kerja.
3. Penyebab
pengangguran
Penyebab terjadinya pengangguran di suatu negara, di
antaranya adalah sebagai berikut.
a.
Tekanan
demografis dengan jumlah dan komposisi angkatan kerja yang besar.
b.
Pertumbuhan
ekonomi yang jauh lebih kecil daripada pertumbuhan angkatan kerja.
c.
Jumlah lapangan
kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja.
d.
Kompetensi
pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja.
e.
Terjadi
pemutusan hubungan kerja (PHK) yang disebabkan, antara lain perusahaan yang
menutup atau mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan
yang kurang kondusif, peraturan yang menghambat investasi, hambatan dalam
proses ekspor-impor, dan sebagainya.
f.
Kurang
efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
g.
Berbagai
regulasi dan perilaku birokrasi yang kurang kondusif bagi pengembangan usaha.
h.
Masih sulitnya arus
masuk modal asing.
i.
Iklim investasi
yang belum kondusif.
j.
Tekanan kenaikan
upah di tengah dunia usaha yang masih lesu.
k.
Kemiskinan.
l.
Ketimpangan
pendapatan.
m. Urbanisasi.
n.
Stabilitas
politik yang tidak stabil.
o.
Perilaku
proteksionis sejumlah negara maju dalam menerima ekspor dari negara-negara
berkembang, termasuk Indonesia.
p.
Keberadaan pasar
global.
4. Dampak
pengangguran
Pengangguran
menjadi salah satu isu penting dalam pembangunan suatu negara, baik di
negara-negara berkembang maupun di negara-negara maju. Masalah pengangguran di
negara berkembang, seperti Indonesia, sekarang ini sudah sangat besar karena
menyangkut jutaan jiwa dan sangat kompleks karena masalah pengangguran ini
memengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berinteraksi
mengikuti pola yang tidak selalu mudah untuk dipahami.
Persoalan pengangguran bukan hanya menyangkut
masalah ekonomi, melainkan juga masalah sosial. Dampak-dampak yang
ditimbulkannya akan berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan nasional baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak tersebut adalah sebagai
berikut.
a.
Pendapatan Nasional
Menurun
Salah satu komponen pendapatan nasional adalah upah.
Orang yang bekerja tentu akan mendapatkan balas jasa atau upah. Jadi, semakin
banyak jumlah penganggur di suatu negara, semakin banyak orang yang tidak
mendapat upah maka pendapatan nasional pun akan menurun. Padahal pendapatan
nasional ini digunakan untuk membiayai pembangunan nasional.
b.
Pendapatan per
kapita masyarakat rendah
Semakin banyak orang yang tidak bekerja dan tidak
menghasilkan, semakin berat beban orang yang bekerja. Akibatnya pendapatan per
kapita masyarakat menjadi rendah sehinga akan berpengaruh terhadap pelaksanaan
pembangunan.
c.
Produktivitas
tenaga kerja rendah
Jumlah kesempatan kerja yang terbatas menyebabkan
orang bersedia bekerja apa saja walaupun tidak sesuai dengan bidangnya. Hal ini
akan mengakibatkan produktivitas tenaga kerja menjadi rendah sehingga output
yang dihasilkan sebagai sumber pendapatan nasional ikut menurun dan memengaruhi
pelaksanaan pembangunan nasional.
d.
Upah yang rendah
Akibat produktivitas tenaga kerja yang rendah maka
upah yang didapatkan juga rendah. Hal ini berdampak pada sisi permintaan dan
penawaran.
ü Dari sisi permintaan, upah yang rendah mengakibatkan
permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa juga rendah. Hal ini akan
mengakibatkan perusahaan mengurangi atau bahkan menghentikan produksinya
sehingga terjadi pengurangan pekerja yang akan memunculkan pengangguran. Hal
ini tentu saja akan berdampak pada pembangunan nasional.
ü Dari sisi penawaran, upah yang rendah mengakibatkan
jumlah pendapatan yang tidak dikonsumsi oleh masyarakat juga rendah atau bahkan
tidak menabung sama sekali. Padahal tabungan masyarakat merupakan salah satu
sumber modal pembangunan nasional.
e.
Investasi dan
pembentukan modal rendah
Permintaan masyarakat yang rendah ataupun rendahnya
tabungan masyarakat sama-sama akan berdampak pada rendahnya investasi yang
dilakukan. Kurangnya permintaan masyarakat akan membuat pengusaha enggan untuk
berinvestasi dan rendahnya tabungan masyarakat menyebabkan minimnya dana untuk
investasi. Hal ini akan menghambat pelaksanaan pembangunan.
f.
Sumber utama
kemiskinan
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu
negara adalah semakin berkurangnya jumlah penduduk yang hidup miskin. Orang
yang menganggur berarti tidak memiliki pendapatan yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga mereka hidup di bawah garis kemiskinan,
seperti perumahan yang kurang layak, kesehatan dan gizi yang buruk, pendidikan yang
minim atau tidak berpendidikan sama sekali, angka kematian bayi yang tinggi,
dan harapan hidup yang relatif singkat. Kondisi yang demikian tentunya akan
berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan di suatu negara.
g.
Pemborosan
sumber daya dan potensi yang ada
Jumlah pengangguran dan setengah penganggur yang
tinggi merupakan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada sebab kemampuan
yang dimiliki oleh mereka seharusnya dapat menjadi sumbangsih yang besar bagi
pelaksanaan pembangunan. Namun yang terjadi justru sebaliknya, dengan
menganggur berarti mereka tidak menghasilkan apa pun.
h.
Dampak sosial
lainnya yang ditimbulkan oleh pengangguran sehingga akan berpengaruh terhadap
pelaksanaan pembangunan nasional, antara lain:
ü Menjadi beban keluarga dan masyarakat;
ü Penghargaan diri yang rendah;
ü Kebebasan yang terbatas;
ü Mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal.
Walaupun masalah
pengangguran ini sangat rumit seperti lingkaran yang tidak berujung pangkal,
mengingat dampaknya yang sangat luas bagi pembangunan suatu negara, masalah
pengangguran ini tentu saja harus segera diatasi.
Pembangunan Indonesia pada masa depan sangat
tergantung pada kualitas sumber daya manusia Indonesia yang sehat secara fisik
dan mental serta mempunyai keterampilan dan keahlian kerja. Dengan kondisi
demikian manusia Indonesia mampu membangun keluarga untuk mempunyai pekerjaan
dan penghasilan yang tetap dan layak sehingga kebutuhan hidup, kesehatan, dan
pendidikan anggota keluarganya terpenuhi. Untuk itu mengingat masalah
ketenagakerjaan di Indonesia bersifat multidimensi, cara pemecahannya pun harus
multidimensi. Pemerintah dituntut untuk aktif dan kreatif dalam menciptakan
kesempatan kerja bagi angkatan kerja melalui program dan kebijakan yang
efektif.
5. Cara
mengatasi pengangguran
a.
Cara Mengatasi
Pengangguran Struktural, yaitu:
Ø Memindahkan para pengangguran ke tempat yang lebih membutuhkan.
Ø Membuka pendidikan dan pelatihan bagi para pengangguran agar dapat
mengisi lowongan pekerjaan yang sedang membutuhkan.
Ø Mendirikan industri dan proyek-proyek padat karya untuk
menampung para penganggur.
Ø Meningkatkan mobilitas (perputaran) modal dan tenaga kerja agar mampu
menyerap para penganggur.
Ø Menyadarkan masyarakat akan pentingnya menguasai teknologi
moderndalam rangka menyesuaikan diri dengan perubahan struktur perekonomian.
b.
Cara Mengatasi
Pengangguran Konjungtural (Siklikal)
Ø Meningkatkan daya beli masyarakat dengan membuka berbagai proyek-proyek
pemerintah.
Ø Mengarahkan masyarakat agar menggunakan pendapatannya untuk membeli
barang dan jasa sehingga permintaan terhadap barang dan jasa meningkat.
Ø Menciptakan teknik-teknik pemasaran dan promosi yang menarik
agar masyarakat tertarik membeli barang dan jasa.
c.
Cara Mengatasi
Pengangguran Friksional
Pengangguran friksional terjadi karena adanya pekerja yang ingin
pindah mencari pekerjaan yang lebih baik dan cocok di perusahaan lain. Untuk
mengatas pengangguran ini bisa dilakukan dengan cara menyediakan sarana
informasi lowongan kerja yang cepat, mudah dan murah kepada pencari kerja.
Misalnya, dengan menempelkan iklan-iklan lowongan kerja di tempat-tempat umum
secara rutin.
d.
Cara Mengatasi
Pengangguran Musiman
Ø Memberikan latihan keterampilan yang lain seperti menjahit,
mengelas, menyablon dan membordir. Dengan demikian, mereka dapat bekerja sambil
menunggu datangnya musim tertentu.
Ø Segera memberikan informasi bila ada lowongan kerja di sektor
lain.
John Maynard Keynes mengemukakan bahwa pengangguran
tidak dapat dihapuskan, tetapi hanya dapat dikurangi. Adapun langkah yang harus
ditempuh pemerintah untuk menurunkan tingkat pengangguran, di antaranya sebagai
berikut.
Ø Menyusun
rencana pembangunan yang diarahkan pada kegiatan untuk mengurangi ketimpangan
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Ø Merumuskan
kebijakan di bidang penanaman modal, perizinan usaha, perpajakan, moneter, dan
perdagangan.
Ø Menyusun
program dan proyek perluasan kesempatan kerja.
Ø Mendorong
terbuka kesempatan usaha-usaha informal.
Menurut
Soemitro Djojohadikusumo, kesempatan kerja dapat diperluas dengan dua cara,
yaitu:
Ø Pengembangan
industri, terutama jenis industri yang bersifat padat karya (yang dapat
menyerap relatif banyak tenaga kerja);
Ø Melalui
berbagai proyek pekerjaan umum, seperti pembuatan jalan, saluran air,
bendungan, dan jembatan.