B. Ayat Jurnal Penyesuaian dan Kertas Kerja
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa neraca saldo
sebagai hasil dari siklus pencatatan akuntansi, ebelum dibuat laporan keuangan
terlebih dahulu harus dilakukan penyesuaian terhadap saldo akun-akun tertentu
yang belum menunjukkan saldo yang benar. Setelah saldo akun-akun buku besar
tersebut diperbaiki, langkah selanjutnya adalah menyusun kertas kerja.
Penyusunan Kertas Kerja (Work Sheet) dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah penyusunan
laporan keuangan.
1. Ayat
Jurnal Penyesuaian
Pembuatan ayat jurnal penyesuaian umumnya dilakukan pada
akhir periode atau pada saat akan dibuat laporan keuangan. Ayat jurnal penyesuaian
adalah suatu jurnal yang befungsi untuk memperbaiki atau menyesuaikan
saldo-saldo akun buku besar dalam neraca saldo, di mana pada akhir periode
saldo-saldo tersebut belum menunjukkan saldo yang benar, yang semestinya
dicatat dan diakui pada periode tahun tersebut. Atau dengan kata lain, agar
saldo-saldo akun yang terdapat dalam neraca saldo sama dengan kenyataan
sebenarnya. Pembuatan ayat jurnal penyesuaian ini mengakibatkan harus dibukanya
akun-akun baru. Saldo akun buku besar yang umumnya harus mendapat penyesuaian pada
akhir periode, antara lain:
a.
Persediaan barang dagangan
b.
Pemakaian perlengkapan
c.
Penyusutan harta/aktiva tetap
d.
Beban-beban yang masih harus dibayar
e.
Pendapatan-pendapatan yang masih harus diterima Tahap
Pengikhtisaran dan Pelaporan kuntansi pada Perusahaan Dagang 63
f.
Beban-beban yang dibayar di muka
g.
Pendapatan-pendapatan yang diterima di muka
h.
Kerugian piutang
a. Persediaan Barang Dagangan
Penyesuaian terhadap akun persediaan barang
dagangan dilakukan baik terhadap persediaan barang dagangan awal periode maupun
persediaan barang dagangan akhir periode.
Persediaan barang dagangan awal periode adalah nilai persediaan barang
menurut catatan yang terdapat dalam neraca
saldo, sedangkan persediaan barang dagangan akhir
periode adalah nilai persediaan barang menurut perhitungan inventarisasi fisik
yang dilakukan pada akhir periode Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk
menyesuaikan persediaan barang dagangan, yaitu:
1) Menggunakan akun
“Ikhtisar Laba Rugi”
Penyesuaian dilakukan hanya terhadap persediaan
barang dagangan awal dan persediaan barang dagangan akhir, dengan jurnal,
sebagai berikut:
• AJP untuk
persediaan barang awal, sebagai berikut:
Ikhtisar laba rugi
Rp XX
Persediaan barang (awal) Rp XX
• AJP untuk
persediaan barang akhir, sebagai berikut:
Persediaan barang (akhir) Rp XX
Ikhtisar laba rugi
Rp XX
2) Menggunakan akun “ Harga
Pokok Penjualan”
Penyesuaian dilakukan terhadap seluruh akun yang
merupakan unsur Harga Pokok Penjualan, dengan jurnal sebagai berikut:
• Mendebet akun harga
pokok penjualan, sebagai berikut:
Harga pokok penjualan Rp XX
Persediaan barang (awal) Rp XX
Pembelian
Rp XX
Beban angkut pembelian Rp XX
• Mengkredit akun harga
pokok penjualan, sebagai berikut:
Persediaan barang
(akhir) Rp XX
Retur pembelian
Rp XX
Potongan pembelian Rp XX
Harga pokok penjualan
Rp
XX
AJP untuk Persediaan barang dagangan
Berikut sebagian data akun buku
besar yang terdapat dalam neraca saldo PD RHN pada tanggal 31 Desember 2005.
Menurut inventarisasi fisik,
diketahui bahwa nilai persediaan barang dagangan pada tanggal 31 Desember 2005
sebesar Rp 6.900.000 Maka AJP-nya bila menggunakan akun “Ikhtisar Laba Rugi”,
sebagai berikut:
Sedangkan bila menggunakan akun
“Harga Pokok Penjualan”, sebagai berikut:
CONTOH
Tahap Pengikhtisaran dan Pelaporan Akuntansi
pada Perusahaan Dagang
b. Pemakaian Perlengkapan
Penyesuaian dilakukan
untuk mencatat nilai perlengkapan yang telah terpakai selama periode tersebut.
Nilai perlengkapan yang telah terpakai tersebut dicatat sebagai “Beban
Perlengkapan”.
AJP untuk pemakaian perlengkapan
1) Neraca saldo perkiraan
perlengkapan toko menunjukkan saldo debet sebesar Rp.225.000,-; sedangkan menurut
perhitungan inventarisasi fisik, perlengkapan yang masih ada sebesar Rp
35.000,-.
2) Neraca saldo perkiraan
perlengkapan kantor menunjukkan saldo debet sebesar Rp.150.000,-, sedangkan
perlengkapan kantor yang telah terpakai Rp 135.000,-. Maka, AJP-nya sebagai
berikut:
*) Beban perlengkapan toko yang terpakai merupakan selisih antara perlengkapan
toko menurut neraca saldo, dengan perlengkapan yang masih ada.
c. Penyusutan Harta Tetap
Setiap harta tetap (kecuali
tanah) akan selalu mengalami penurunan nilai yang disebut penyusutan
(depresiasi) . Penyusutan menyebabkan nilai buku dari harta tetap akan
berkurang. Penyusutan harta tetap akan dicatat di sebelah debet pada akun
“Beban Penyusutan“, dan dicatat di sebelah kredit pada akun “Akumulasi
penyusutan“.
AJP untuk penyusutan harta tetap
Neraca saldo akun peralatan
kantor menunjukkan saldo sebesar Rp.1.000.000,-. Untuk tahun tersebut
disusutkan sebesar 10% dari harga perolehannya.
Maka, AJP-nya, sebagai berikut:
*) Beban penyusutan
= Rp1.000.000,- x 10% = Rp 100.000,-
d. Beban-Beban yang Masih Harus Dibayar/Utang Beban
( Accruals Payable)
Penyesuaian ini bertujuan untuk mencatat besarnya
beban yang harus dicatat/diakui sebagai beban pada periode tersebut, tetapi
pembayarannya akan dilakukan pada periode berikutnya. Secara ekonomis
manfaatnya sudah diterima perusahaan, tetapi pembayarannya belum dilakukan.
AJP Beban-beban yang
masih harus dibayar
Pada tanggal 31 Desember 2005, rekening listrik, air, dan telepon
sebesar Rp.450.000,- belum dibayar.
Maka, AJP-nya sebagai
berikut:
e. Pendapatan-Pendapatan
yang Masih Harus Diterima/
Piutang Pendapatan (Accruals Receivable )Penyesuaian
ini bertujuan untuk mencatat besarnya pendapatan yang harus dicatat/diakui
sebagai pendapatan pada periode tersebut, tetapi uangnya akan diterima pada
periode berikutnya. Secara ekonomis manfaatnya sudah diberikan perusahaan
tetapi uangnya belum diterima.
AJP Pendapatan yang
masih harus diterima
Pada tanggal 31 Desember 2005, diketahui bahwa sewa
toko untuk bulan Oktober, November, dan Desember 2005 sebesar Rp250.000,- per
bulan. Dan belum diterima perusahaan.